Kucing-kucing berteriak,
mengeong-ngeong yang keras!
Jangan bayangkan mereka kucing manis yang berbulu lebat , jangan bayangkan
bahwa mereka kucing pesek yang berbadan gendut, mereka hanya segerombol kucing
kampung yang kumuh yang mencari makan dari sisa-sisa sampah atau bila terdesak
mereka mencuri ikan di meja makan.
Kucing-kucing itu marah melihat
temannya berdarah-darah, katanya itu akibat dari mencuri sebuah ikan asin. Ikan
asin yang belum sempat mengisi perutnya sang kucing nakal, ikan asin yang menghancurkan tubuhnya!
Sambil terengah-engah si kucing yang terluka itu menghampiri temannya bercerita tentang nasibnya yang malang, dipanggilah semua kucing kampung lalu mereka berkumpul dan
mereka memperbincangkan temannya yang terluka parah.
Akhirnya para kucing kampung
berkumpul, mereka marah dan bertekad melawan manusia yang melukai temannya. Dengan penuh
kesombongan diangkat olehnya dada terbusung sambil matanya yang hijau menatap
bumi. Kucing-kucing yang aneh, merasa kuat dan hebat, padahal mereka cuma segerombol kucing
kampung yang dihiasi koreng disekujur tubuhnya, dilihatnya saja sudah menjijikan.
Para kucing sombong itu berjalan
bergerombol, mengeong-ngeong sekerasnya! Seolah tak takut melawan badai.
Diperjalanan mereka bertemu dengan segerombol lebah yang menangis kehilangan
sarangnya, lantas bertanyalah lebah itu pada para kucing tentang apa yang
membuat kucing yang biasanya berjalan sendirian, bergerombol bersamaan
menelusuri jalan.
Kucing pun menceritakan kisah temannya tentang sebuah ikan
asin yang dibayar oleh darah!
Tak lama kemudian lebah pun ikut marah, sambil menceritakan
kebenciannya pada manusia, para lebah bercerita tentang sarang yang mereka
bangun, tentang madu yang mereka
kumpulkan dengan susah payah, yang pada akhirnya direbut oleh manusia tanpa sedikitpun rasa belas kasihan. Para lebah yang marah itupun ingin ikut karena lebah-lebah itupun
merasakan kebencian pada para manusia yang serakah! Manusia yang marah ketika ikan asinnya dicuri, tapi tanpa rasa bersalah merampas sarang yang susah payah mereka bangun.
Akhirnya lebah dan kucing berjalan
beriringan bertemulah mereka dengan seekor burung kecil yang
menangis karena sedih kehilangan induknya, berceritalah sang burung tentang tempatnya
tinggal disebuah sarang dipohon yang rindang. Entah dimana sekarang sarang itu,
pohonnya tumbang dirusak manusia.
Lalu dia dan induknya pun terbang tanpa
tujuan yang pasti, untuk mencari pohon yang rindang yang dapat dijadikan tempat tinggal. Tapi karena sulit menemukannya, ia dan induknya terpaksa terbang jauh agar
menemukan tempat untuk berteduh tapi diperjalanan ditembaklah ibunya oleh
manusia ditangkap dan dikurung entah bagaimana nasib ibunya sekarang dan burung
kecil itupun terbang kesana kemari ketakutan sendiri.
Kasihan anak itu ujar kucing,
para lebah pun menangis mengajak sang burung terbang bersama bertambahlah
dendam mereka pada manusia, semakin bulatlah tekad kucing dan lebah untuk menuntut balas
mereka pun menulusuri jalan sambil berteriak mencari para manusia biadap! Entah
sampai mana, entah sampai kapan tapi kelak mereka pasti menemukan tempat yang
dituju, keadilan yang mereka cari!