Selasa, 17 Mei 2011

Fiksi : Kisah si Kikir

Ada orang yang paling kikir sekali,
semua orang membencinya karena kekikirannya..

setiap kali warga desa meminta sumbangan, yang keluar pasti pembantunya yang mengatakan, maaf..
semua orang menyebutnya si tua yang kikir.

Padahal dia bukanlah orang yang berkekurangan, di usianya sudah lanjut ia punya banyak harta yang berlimpa, suaminya mewariskan dia berhektar-hektar sawah.
Bisa dibilang dia adalah orang terkaya di kampung, apabila dihitung dari tiap sawah yang dimiliki warga desa setempat.

Suatu ketika seorang tetangga sakit dan meminta bantuan darinya tapi seperti biasa dia hanya diam dan berlalu.
Padahal keadaan tetangga depan rumahnya itu sangat kritis, tapi untunglah ada seorang dermawan yang menolong tetangganya itu.

Sejak kejadian tersebut warga desa jadi lebih membenci nenek tua itu,
Setiap si nenek keluar, orang-orang memasang wajah sinis yang ditujukan untuk nenek tua itu.

Selain dikenal sebagai orang yang kikir dia juga sangat pelit bicara, dia hanya berbicara sedikit saja.

Begitu juga dengan pembantunya,berbicara rapi pelan dan sedikit saja..

Orang-orang bilang pembantunya itu tidak banyak bicara, karena si nenek kikir selalu mengancamnya tidak akan membayarkan gajinya apabila dia banyak bicara pada orang-orang.

Konon selama dia bekerja dengan nenek itu dia tidak pernah menerima gaji dan gajinya ditumpuk terus menerus sambil si nenek mengancam apabila minta berhenti maka hanguslah semua gajinya.

Orang-orang merasa keheranan,kemana larinya limpahan harta si nenek?
yang mereka tahu nenek tua itu menyimpan rapi hartanya bahkan untuk hidupnya saja dia hidup sesederhana mungkin.

Setiap orang membicarakannya mereka pasti membicarakan kekikirannya,
Semua bingung untuk apa nenek tua itu menumpuk kekayaannya,
bahkan hidupnya pun sangat minimalis padahal semua tau bahwa hartanya banyak sekali.

Tiba saatnya ajal menjemput si nenek yang terkenal kikir itu,
warga desa yang bensi sebenarnya malas melayat,
tapi mereka juga penasaran akan nasib harta kekayaan si nenek.

Orang-orang bergumam :
Kemana larinya harta si kikir? anak tak ada, suami pun telah mendahuluinya?


Saat diumumkan,
ternyata sinenek tidak meninggalkan harta sama sekali,
kecuali sekotak sawah yang sering dia tanami sendiri semasa hidupnya...

Lantas kemana larinya berhektar-hektar sawah miliknya?

ternyata seumur hidupnya si nenek hidup sederhana karena sebagian besar hartanya dia sedekahkan dan diwakafkan.
seorangpun tak ada yang tahu akan kemuliaan hati si nenek kecuali pembantunya yang selalu diwanti-wanti untuk merahasiakannya.

ternyata hamba ALLAH yang dermawan yang selalu menyumbang besar tanpa menyebutkan nama itu si nenek.

Bahkan si dermawan yang membantu tetangga depan rumahnya pun dia.

Nenek ternyata diam bukan karena dia tidak mau memberi tapi karena tidak mau ria.

beliau selalu berpegang teguh bahwa apabila tangan kanan memberi jangan biarkan tangan kiri tahu.

bahkan dia rela dihujat dan dikatai kikir karena beliau beramal ikhlas demi ALLAH swt.

Subhanallah,,