Senin, 28 Maret 2011

Selamat jalan sayang



Bismillah..
Udah lama banget ga nulis di blog, mau mulai nulis lagi ah..
hmmm,,, ada cerita tentang seorang teman.Namanya Evi Sosilawati,

dulu saya suka salah ketik nama dia dan dia suka protes.
Kami pernah drama untuk memenuhi nilai Litelary kebetulan saat itu saya jadi sutradara dan juga penulis script drama Romeo and Juliet,

kebetulan juga karena pemain sedikit dan tokoh dalam dramanya banyak saya membagi beberapa orang menjadi beberapa tokoh dan Evi mendapatkan tiga peran : Montague, Tybalt dan Paris.
Dua diantaranya meninggal dalam kisah itu, jadi saat drama Evi harus meninggal sebanyak dua kali,

Evi sering ngomong “ih Evi mati lagi mati lagi” saya Cuma senyum atau ketawa sempat waktu itu iseng terpikir kalau sampai setelah drama ia benar-benar meninggal tragis sekali.

Drama usai dan libur panjang, saat libur saya mendengar kabar kalau Evi terkena tifus dan sempat masuk UGD karena tak sadarkan diri dan tak lama saat saya jenguk dia sudah sadar,

kata ibunya virus tifusnya sudah menjalar sampai otak, saya sedih lihat evi pada saat itu dia sempat lupa sama kita tapi Alhamdulillah saat ditanya nama kita satu-satu, Evi ingat tapi tingkah lakunya mirip anak-anak yang masih polos ucapannya jujur bahkan kadang ngelantur.

Kami berbincang banyak meski keadaan Evi seperti itu, akhirnya kami pulang dan beberapa hari setelah itu kami dapat kabar kalau kondisi Evi drop lagi dan Evi tak sadarkan diri lagi.

Keesokan harinya kami sempat berdoa bersama dan ternyata Evi mendahului kami berjalan lebih dulu ke alam selanjutnya meninggalkan kami yang masih berkutat dengan hal-hal duniawi.

Kami sempat melayat tapi kata salah seorang teman muka Evi ditutup karena sering mengeluarkan darah karena Evi meninggal setelah dioperasi kepalanya,
saya pun jadi teringat dialog Lady Capulet saat Tybalt peran yang Evi perankan meninggal ”Oh Tybalt my brother child YOUR BLOOD IS SPILLED”.

Saat drama Evi dua kali meninggal sebelum benar-benar wafat pun dia dua kali tak sadarkan diri hingga menghembuskan nafas terakhir.
Saya sempat menangis sedih kehilangan sahabat tapi saya sadar kebaikan-kebaikan dan budi pekertinya akan selalu hidup di hati kami.

Saya beruntung mengenal Evi karena darinya saya banyak belajar nilai-nilai kehidupan. Saya pun jadi teringat minggu sebelumnya pernah mendengar ceramah yang bilang kalau hidup sudah ada takdirnya dari Yang Maha Kuasa sebelum kita terlahirpun semua telah diatur sakit kita, hidup kita dan mati kita sudah diatur.

Saya pun berpikir apakah drama kemarin itu firasat?
Saya dapat pelajaran banyak dari semua ini, ternyata hidup itu layaknya panggung drama yang naskah alur dan jalannya sudah ditentukan oleh ALLAH s.w.t
kita Cuma pemeran yang harus berusaha dengan sebaik-baiknya biar nanti saat drama usai kita bisa dapat nilai yang baik karena pada tahap selanjutnya lakon hidup kita akan dianalisa untuk kemudian dinilai hingga saatnya nanti kita tahu apa nilai kita. Astagfirullah,,,

saya pun terdiam lewat sahabatku ALLAH s.w.t mengingatkan kita.
Sahabatku terimakasih,, saat hidup engkau banyak mengajarkan nilai-nilai hidup meski tanpa menggurui kami kepergianmu pun mengingatkan kami akan apa itu hidup? Selamat jalan sahabatku sayang.. We love you….

"
Hidup itu adalah sebuah panggung lakon dimana ALLAH lah yang menjadi sang sutradaranya,, kita manusia hanya berperan saja.. adapun Quran dan hadist adalah naskahnya,, biarlah sang sutradara yang mengatur hidup kita.."